Program Makan Bergizi Gratis Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Pangan Lokal di Kaltim
TEKAPEKALTIM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat tidak hanya berfungsi sebagai upaya memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah, tetapi juga berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan penguatan sektor pertanian di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis.
Ananda menjelaskan, pelaksanaan program MBG telah membuka ruang bagi terbentuknya ekosistem baru di mana petani lokal dapat lebih terintegrasi dalam rantai pasok pangan menuju dapur-dapur sekolah yang menjadi ujung pelaksanaan program tersebut.
Dengan adanya komunikasi dan koordinasi yang intensif antara petani dan pengelola dapur, pola tanam dan produksi pertanian di daerah dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, sehingga efisiensi dan produktivitas meningkat.
“Kami melihat petani dan dapur MBG di berbagai kabupaten sudah berkolaborasi dengan baik. Petani kini dapat merencanakan produksi sesuai kebutuhan nyata, bukan menanam sembarangan. Ini membuka peluang penguatan ketahanan pangan lokal sekaligus menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Ananda, Rabu (28/5/2025).
Menurut Ananda, momentum ini harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk memperkuat dukungan melalui fasilitasi akses permodalan bagi pengelola dapur MBG, yang sebagian besar merupakan yayasan atau komunitas. Dengan ketersediaan modal, pengelola dapur dapat menjalankan program dengan lebih optimal dan berkelanjutan.
“Kita perlu membuka ruang bagi kemitraan, misalnya lewat program kredit lunak atau skema pendanaan bergulir bersama perbankan daerah, agar dapur MBG bisa terus berjalan dan berkembang. Dukungan modal ini penting agar program tidak hanya berjalan sementara, tetapi memberikan manfaat jangka panjang,” tuturnya.
Lebih jauh, Ananda menekankan pentingnya memastikan keberlanjutan program MBG agar petani mendapatkan kepastian pasar yang stabil. Dengan begitu, para petani bisa meningkatkan produksi secara berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
“Jika petani yakin ada pasar yang konsisten untuk hasil panen mereka, maka mereka akan berani meningkatkan produktivitas. Begitu pula pengelola dapur, mereka akan lebih percaya diri menggunakan bahan pangan lokal. Ini akan memperkuat ekonomi daerah secara menyeluruh,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Ananda juga mengingatkan bahwa program MBG tidak hanya memiliki nilai sosial dalam hal pemenuhan gizi, tapi juga sebagai bagian dari upaya besar menuju kemandirian pangan nasional, yang menjadi salah satu prioritas pemerintah pusat.
“Ini adalah peluang strategis bagi Kaltim untuk berkontribusi dalam program swasembada pangan nasional. Dengan sinergi dan tata kelola yang baik, kita bisa menciptakan sistem yang saling menguntungkan antara sektor pendidikan, pertanian, dan ekonomi lokal,” tutupnya. (ADV DPRD KALTIM/Raf)
Tinggalkan Balasan