oleh

Siapkan Layanan Konseling di Faskes Tingkat Pertama, Dinkes Kaltim Harap Cegah Penyakit Psikologis

TEKAPEKALTIM — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kini telah menyiapkan layanan konseling di fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat pertama, seperti Puskesmas dan pos pelayanan terpadu (Posyandu).

Persiapan tersebut, papar Kepala Dinas Kesehatan Jaya Mualimin guna meningkatkan kesehatan mental masyarakat.

“Layanan konseling sangat penting untuk mencegah dan menangani masalah kesehatan mental, seperti depresi, stres, dan bunuh diri,” kata Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Minggu (8/10).

Jaya menyebutkan bahwa Faskes tingkat pertama memiliki ruang konseling yang mampu memberi bantuan psikologis kepada masyarakat, khususnya menyangkut pelayanan keluarga dan reproduksi.

“Kita juga akan bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DKP3A) untuk mengintegrasikan layanan konseling di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Puspaga),” papar Jaya dikutip dari Antara.

Jaya menambahkan, layanan konseling pada Faskes tingkat pertama kelak akan menjadi layanan unggulan yang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Menurut dia, apabila ditemukan kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, maka Faskes tingkat pertama akan merujuk pasien ke rumah sakit yang memiliki psikolog dan dokter jiwa.

“Salah satu rumah sakit yang kita rekomendasikan adalah Rumah Sakit Atma Husada, yang memiliki fasilitas dan tenaga ahli yang memadai untuk menangani masalah kesehatan mental,” kata dia.

Dirinya mengharapakan adanya layanan konseling tersebut mampu meningkatkan kesehatan masyarakat baik secara fisik maupun mental.

Dinkes Kaltim, kata Jaya, belum memiliki data resmi menyangkut angka bunuh diri di provinsi ini.

Namun, dirinya prihatin dengan adanya beberapa kasus bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini, terutama di jembatan.

“Kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan upaya pencegahan dan perlindungan terhadap masyarakat yang berpotensi melakukan bunuh diri,” ucap Jaya.

Salah satu caranya, menurut Jaya, dengan memasang jaring kawat di jembatan-jembatan yang rawan menjadi lokasi bunuh diri.

“Kita juga akan meningkatkan literasi masyarakat tentang bahaya bunuh diri dan cara mengatasinya,” pungkasnya. (*)

Komentar