KUTIM – Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki populasi yang cukup besar, sayangnya tidak sejalan dengan pemenuhan fasilitas layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Menjadi daerah terjauh dari pusat Kota Kutim, Sandaran sangat kurang, bahkan tenaga medis di Puskesmas Pembantu (Pusban), yang menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan tingkat pertama di daerah ini.
Hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai, terutama ketika membutuhkan bantuan medis ringan hingga sedang.
Anggota Komisi D DPRD Kutai Timur, Akhmad Sulaeman, menyampaikan pandangannya, bahwa masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil)nya itu mengharapkan peningkatan kualitas layanan kesehatan di daerah mereka.
Masyarakat di wilayah ini menginginkan adanya pelayanan kesehatan yang maksimal, terutama ketika mereka membutuhkan bantuan medis. Bagi mereka, memiliki tenaga medis yang siap sedia, baik itu dokter, perawat, maupun bidan, menjadi hal yang sangat diharapkan.
Dia menegaskan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di Kecamatan Sandaran, setidaknya Pusban harus memiliki tenaga medis yang memadai, seperti perawat atau bidan.
“Makanya, paling tidak ada perawat dan bidan di setiap Pusban. Jangan sampai saat masyarakat datang berobat, tidak ada tenaga kesehatan. Itu yang kami khawatirkan. Paling tidak, ada dua tenaga medis di setiap Pusban,” ujarnya saat ditemui, Rabu (20/11/2024).
Ia mengungkapkan bahwa meskipun Puskesmas Pembantu sudah ada di setiap desa, tenaga kesehatan yang ada belum memadai. Hal ini menyebabkan beberapa warga terpaksa pergi ke tempat yang lebih jauh, bahkan ke Berau, untuk mendapatkan layanan medis yang lebih lengkap.
“Ya, jujur saja, di antara masyarakat ada yang lebih memilih berobat ke Berau karena di sana lebih mudah dijangkau jika harus pergi ke kota. Itu sebabnya kita sangat berharap agar ada peningkatan layanan kesehatan di Sandaran dengan menambah jumlah tenaga medis di Pusban,” tambahnya.
Legislator Partai Demokrat ini menyarankan agar pemerintah daerah membuka lebih banyak peluang untuk menambah jumlah Puskesmas dan tenaga kesehatan di daerah tersebut.
Dengan demikian, masyarakat tidak hanya bergantung pada satu Pusban, tetapi dapat memilih tempat yang lebih dekat dan lebih nyaman untuk mendapatkan layanan kesehatan.
“Contohnya, di Kecamatan Sandaran, petugas kesehatannya bisa berasal dari warga asli Sandaran. Dengan demikian, mereka akan lebih betah bekerja di kampung sendiri, tidak merasa terasing. Kalau petugas dari luar daerah, biasanya tidak betah dan lama-kelamaan akan pindah lagi,” tukasnya. (Adv)
Komentar