oleh

Kadiskominfo Muhammad Faisal Sampaikan Pesan Futuristik dan Dampak Digitalisasi

TEKAPEKALTIM — Mungkin tidak salah bila para pemikir menyebut era ini merupakan era ‘jempolan’ atau ‘klik’ dengan melahirkan pomeo “Aku Klik Maka Aku Ada”, atau “Kamu adalah Jempolmu”.

Mengapa..? Tentu saja punya sebab dengan penuh alasan. Bagaimana tidak, kehadiran teknologi telah mengubah wajah dunia dengan seketika. Bahkan jempol sudah mampu menjadi parlemen dan menggerakkan massa.

Benar saja, fenomena ini, selain membawa sejumlah manfaat signifikan yang membentuk cara hidup, juga memungkinkan membawa petaka dan membubarkan prinsip dasar manusia sebagai makhluk sosial.

Lantaran itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Kadiskominfo Kaltim), Muhammad Faisal menegaskan bahwa di era ini, digital bukan hanya tentang alat atau perangkat, tetapi sebuah ekosistem yang membentuk hampir setiap aspek kehidupan manusia.

Hal itu dikatakannya saat menjadi narasumber “Pramuka Digital” di Bumi Perkemahan Pramuka Bebaya pada Rabu (22/11). Dalam kesempatan ini ia diberikan waktu untuk menjelaskan literasi digital yang di dalamnya ada empat pilar, antara lain digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety.

Menurutnya, dunia terus berubah menuju transformasi digital. Memiliki keterampilan digital menjadi suatu keharusan untuk mempersiapkan diri menghadapi pekerjaan dan tuntutan masa depan yang semakin didominasi oleh teknologi.

“Skill digital harus ditingkatkan. Kalau adik-adik tidak belajar, akan ketinggalan. Harga mati udah itu. Belajar terus, pelajari digital. Sekarang belajar digital mudah, di mana saja, kapan saja, yang penting mau,” papar Faisal yang juga merupakan Wakil Ketua Bidang Kehumasan dan Informatika Kwarda Pramuka Kaltim.

Ditambahkannya, tidak hanya perlu menguasai atau memiliki skill mumpuni, tetapi juga memperhatikan keamanan digital (Security Digital). Alasannya, kata dia, dalam dunia yang semakin terkoneksi, menjaga keamanan digital bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan.

“Apalagi di Indonesia sudah ada Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (PDP). Hati-hati jangan sembarangan mengumbar data kita, karena bisa tidak aman,” ucap Faisal.

Bahkan lebih jauh Faisal menyinggung etika digital. Di mana itu menjadi landasan penting memandu perilaku dan interaksi secara online.

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai etika dalam penggunaan teknologi, manusia dapat menciptakan lingkungan daring yang lebih positif dan bertanggung jawab.

Dunia digital, masih kata Faisal, baik maya maupun nyata, mencerminkan keragaman karakter dan perilaku manusia. Seperti dalam kehidupan nyata, ditemukan aspek baik dan buruk di dalamnya.

“Di dunia nyata dan dunia maya itu sama, ada orang sifatnya baik dan suka iseng. Sehingga baik-baiklah di dunia digital. Bahkan di dunia digital sangat sulit untuk menghilangkan rekam jejak. Mulai sekarang jangan sembarangan sebut-sebut orang (tag atau menandai orang di medsos) jangan posting yang tidak baik,” pesan Faisal.

Apalagi, kata dia, sekarang ini pengawasan digital sudah sangat diperketat melalui Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan bila melanggar etika, jelas akan terpidana. “Semua warga punya hak untuk melaporkan ketika ia dirugikan di dunia digital.” (Agu/adv/Diskominfokaltim)

Komentar