TEKAPEKALTIM — Komite Mahasiswa Peduli Hukum melaporkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Laporan itu terkait dugaan pelanggaran setelah heboh pertemuan Firli dengan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
“Jadi kami dari Komite Mahasiswa Peduli Hukum hadir di gedung KPK membuat laporan pengaduan masyarakat yang kami tunjukkan kepada Dewan Pengawas KPK. Kami ingin melaporkan laporan kepada Bapak Firli Bahuri atas dugaan pelanggaran etik,” ucap Koordinator Komite Mahasiswa Peduli Hukum, Febrianes kepada wartawan, Jumat (6/10).
Febrianes mengungkapkan laporan ke Firli merujuk pada Peraturan Dewas KPK Nomor 3 Tahun 2021.
Aturan itu mengatur ihwal larangan tiap insan KPK untuk bertemu dengan pihak yang beperkara di KPK.
“Di situ Pasal 4 mengatakan tiap insan komisi KPK dilarang mengadakan pertemuan langsung atau tidak langsung dengan tersangka, terdakwa, terpidana, atau pihak lain yang ada hubungan dengan perkara tindak pidana korupsi yang sedang ditangani KPK,” kata dia, dikutip dari detik.com.
Menurut Febrianes, sejumlah bukti telah diserahkan. Dia mengatakan laporan itu sudah diterima pihak Dewas KPK.
“Bukti-bukti yang saya serahkan adalah screenshot foto pertemuan SYL dan pimpinan KPK. Di situ ada screenshot, ada dari media-media besar tepercaya saya sertakan dan lampirkan sebagai bukti,” tegasnya.
“Laporan sudah diterima oleh pihak pengaduan masyarakat dan pelayanan publik,” tambah Febrianes.
Saat ini KPK tengah mengusut dugaan korupsi di Kementan. Di tengah penanganan kasus tersebut, muncul kabar adanya pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK kepada SYL.
Dalam informasi yang telah beredar, Firli Bahuri dan SYL disebut bertemu pada Desember 2022. Pertemuan keduanya terjadi di sebuah lapangan bulutangkis daerah Mangga Besar, Jakarta Barat.
Isu pertemuan tersebut pun menjadi sorotan. Pasalnya, sejak pertengahan 2022, KPK tengah melakukan dugaan penyelidikan kasus korupsi di Kementan.
Sementara itu, seperti dilansir dari kumparan, Firli mengakui memang rutin berolahraga. Namun, ia kembali membantah terima uang lewat ajudan saat berada di lapangan bulutangkis itu.
“Memang saya sering melakukan olahraga bulutangkis. Setidaknya itu dua kali dalam seminggu dan tempat itu adalah tempat terbuka. Jadi saya kira tidak akan pernah hal-hal orang bertemu dengan saya atau apalagi kalau seandainya ada isu bahwa menerima sesuatu sejumlah satu miliar dolar, itu saya baca, ya, saya pastikan itu tidak ada,” papar Firli. (*)
Komentar