Andi Satya Minta Tenaga Medis Dilibatkan dalam Penyusunan Kebijakan Kesehatan
TEKAPEKALTIM – Di tengah sorotan terhadap kualitas layanan kesehatan di daerah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Andi Satya Adi Saputra, menegaskan pentingnya kehadiran figur-figur dari latar belakang medis dalam proses pembuatan kebijakan publik.
Andi, yang juga seorang dokter, menyatakan bahwa pengalaman langsung di lapangan membuatnya lebih memahami kebutuhan riil masyarakat, terutama dalam hal pelayanan kesehatan dasar.
“Saat tenaga medis ikut menyusun kebijakan, maka yang dihasilkan bukan hanya peraturan, tapi solusi nyata. Karena kita tahu persis apa yang dibutuhkan pasien, fasilitas, dan tenaga kesehatan,” ungkap Andi, Minggu (25/5/2025).
Isu pelayanan kesehatan yang belum merata dan rendahnya akses layanan di beberapa wilayah pinggiran Kaltim menjadi perhatian serius. Andi menyebut, banyak keputusan anggaran maupun program kesehatan yang gagal menyentuh kebutuhan paling mendasar karena minimnya pemahaman teknis dari pengambil kebijakan.
Sebagai anggota dewan yang kini duduk di parlemen daerah, Andi bertekad mendorong pendekatan berbasis data dan pengalaman medis dalam setiap pembahasan kebijakan, terutama di sektor kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Ia menilai, inilah saat yang tepat untuk menyatukan keilmuan dan kebijakan dalam satu jalur kerja yang berdampak langsung.
“Jangan sampai kebijakan kesehatan hanya bagus di atas kertas, tapi tidak menjawab realita di lapangan. Kita butuh reformasi pendekatan, dan itu harus dimulai dari siapa yang duduk di ruang pengambilan keputusan,” tegasnya.
Andi juga menyoroti pentingnya keberpihakan anggaran untuk sektor kesehatan, terutama dalam memperbaiki infrastruktur layanan primer, peningkatan SDM kesehatan, hingga program promotif-preventif yang selama ini masih minim.
Lebih jauh, ia mendorong agar kebijakan kesehatan tidak semata dipusatkan di kota-kota besar. Kaltim sebagai provinsi dengan wilayah luas dan sebaran penduduk yang tidak merata, memerlukan sistem layanan yang inklusif dan responsif terhadap kondisi geografis.
“Dengan pengalaman saya sebagai dokter, saya ingin memastikan suara dari pelosok dan fasilitas kesehatan kecil juga terdengar di ruang sidang DPRD. Mereka juga punya hak atas layanan yang layak,” ujar legislator muda ini.
Bagi Andi, politik adalah alat untuk memperluas pengabdian, bukan sekadar jabatan. Ia berharap ke depan semakin banyak tenaga profesional, khususnya dari sektor kesehatan, yang berani masuk ke dalam ranah kebijakan publik agar reformasi sektor ini benar-benar terjadi dari dalam. (ADV DPRD KALTIM/Raf).
Tinggalkan Balasan