Bontang — Berdasarkan data posyandu yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Bontang, jumlah Balita yang mengalami masalah stunting mencapai 1.346 balita.
Angka yang cukup tinggi ini pun cukup memprihatinkan, terutama di wilayah pesisir. Masalah stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, rendahnya pemahaman tentang pola asuh yang baik, dan minimnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Adapun, Pemerintah pusat telah menetapkan target prevalensi stunting sebesar 14 persen, namun Bontang masih berada pada angka 18 persen.
Kondisi ini pun disorot Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang. Menurut, Adrofdita, anggota Komisi I DPRD Kota Bontang mengatakan, masalah stunting di Bontang memerlukan perhatian serius. Ia meminta agar Pemkot Bontang lebih ekstra dan proaktif lagi dalam menuntaskan persoalan ini.
“Kegiatan posbindu harus lebih intensif, perhatian lebih kepada bayi dan ibu hamil, serta sosialisasi pola hidup sehat harus ditingkatkan. Pemenuhan gizi pada balita juga harus menjadi prioritas,” ujar Adrofdita, Jumat (12/7/2024).
Adrofdita juga menyerukan kerja sama antara Pemkot Bontang dengan berbagai pihak untuk memastikan program penanggulangan stunting berjalan efektif dan menyentuh seluruh masyarakat, terutama di wilayah pesisir.
“Dengan kerja sama yang kuat dan langkah-langkah konkret, diharapkan masalah stunting di Bontang bisa diatasi lebih cepat dan efisien,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DP3AKB Bontang, Eddy Forestwanto, menyatakan bahwa Pemkot Bontang saat ini tengah gencar melaksanakan operasi timbang balita sebagai langkah konkret untuk menurunkan angka stunting.
Adapun per 5 Juli 2024, kunjungan balita ke Posyandu mencapai 6.459 dari total 11.435 balita yang menjadi sasaran sesuai data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).
“Ini berarti 58,48 persen balita telah mengunjungi Posyandu,” jelas Eddy.
Selain itu, Eddy juga melaporkan bahwa prevalensi stunting telah turun menjadi 18 persen. Sebelumnya, pada 29 Juni 2024, Dinas Kesehatan mencatat angka stunting sebesar 19,1 persen, yang kemudian menurun seiring dengan intensifikasi operasi timbang.
“Ini menunjukkan komitmen kita dalam mengatasi stunting. Dengan meningkatkan kegiatan posbindu, operasi timbang, serta edukasi dan sosialisasi mengenai pola hidup sehat dan pemenuhan gizi, diharapkan angka stunting di Bontang terus menurun dan mencapai target nasional,” kata Eddy. (Adv)
Komentar