TEKAPEKALTIM — Dampak atau bahaya dari sampah jenis plastik antara lain pencemaran air laut yang dapat mengganggu rantai makanan dan membunuh hewan laut.
Dapat juga berdampak pada pencemaran air tanah karena sampah plastik tidak mudah terurai. Ditambah lagi menyebabkan polusi udara yang dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat.
Berdasarkan kondisi membahayakan ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur (DKP Prov Kaltim) melakukan aksi konkrit, yaitu “Gerakan Bersih Pantai di Taman Mangrove” kawasan Berbas Pantai bersama ratusan orang yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, Sabtu (11/11).
Masyarakat melakukan aksi bersih pantai
Faktanya amat disayangkan, dalam operasi pemungutan sampah yang berlangsung selama satu jam itu, masyarakat menghasilkan 1,52 ton sampah.
Kepala DKP Kaltim Irhan Hukmaidy pun mengemukakan, gerakan bersih pantai ini ada kaitannya dengan penurunan angka stunting. Sebab, rata-rata angka kelahiran tiap tahunnya, 1 juta bayi berada dalam kondisi stunting.
Bahkan, beberapa waktu lalu kepala BKKBN Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa dalam setahun, “Jumlah kelahiran bayi di Indonesia hampir sama dengan jumlah penduduk di Singapura, dan 21,6 persennya mengalami stunting.”
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur Irhan Hukmaidy
Di samping itu, naasnya kata Irhan, Indonesia menyumbang sampah plastik di laut nomor 5 setelah Malaysia, India, Cina dan Banglades. Karena itu Irhan menyeru segenap masyarakat untuk berkolaborasi menyelesaikan masalah ini.
“Adanya isu sampah plastik di laut bukan lagi isu nasional tapi merupakan isu internasional, sehingga kita harus tangani bersama-sama,” seru Irhan.
“Pada tahun 2050 nanti, jumlah sampah akan lebih banyak dari jumlah ikan di laut. Itu terjadi apabila kita tidak bertindak dari sekarang dengan langkah-langkah kongkrit menangani sampah plastik,” tegasnya. (agu/adv/diskominfokaltim)
Komentar