TEKAPEKALTIM – Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata Kalimantan Timur (Dispar Kaltim), Restiawan Baihaqi merespon isu pariwisata sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Menurutnya, Pemprov Kaltim kini tengah mengupayakan hal tersebut dalam waktu dekat. Mengingat, posisi Kaltim yang diuntungkan dengan kehadiran IKN.
“Ya boleh-boleh saja. Gini loh, pariwisata Kaltim ini kan baru betul-betul ini (maksimal) karena memang (bisa) setelah paling lima tahun inilah. Kita kan kemarin sebelum ada IKN susah”.
Ia melanjutkan, “Betul ke depan memang pariwisata menjadi pendapatan daerah. Cuman perlu diingat dulu, gak bisa kita bandingkan dengan tambang. Kita harus siapkan dulu destinasinya”.
Perkembangan pariwisata yang masif di daerah lain menurut Baihaqi, tak dapat langsung dibandingkan dengan wisata yang ada di Kaltim. Sebab, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, termasuk jarak antar destinasi di wilayah Kaltim yang cukup jauh.
“Kaltim itu antara satu tempat ke tempat lain itu jaraknya jauh destinasinya, beda kalau di Jawa. Di jawa dalam waktu 2 jam (itu) bisa 3 atau 4 (destinasi), akhirnya cost-nya turun. Sekarang kita mau datangkan kesini, tiket aja mahal. Jadi banyak faktor sebetulnya”.
Baihaqi pun yakin bahwa tak selamanya juga Kaltim akan memperoleh PAD dari tambang, dan tentu ke depannya Pariwisata akan menjadi sumber PAD bagi Kaltim.
“Kalau untuk melihat kesana, menurut saya kita sudah yakin bahwa ke depan itu, pariwisata itu sumber PAD”, tuturnya.
“Tapi sekarang begini, kan gak bisa juga tempat wisata itu suruh masuk bayar 100 ribu. Kita harus pelan-pelan. Kita gak bisa branchmark kita ke Jawa, masuk harus bayar 700, harus 200. Sekarang 50 ribu aja agak berat gitu. Sumber PAD bisa dari yang lain, selain dari tiket, ada parkir. Tapi pelan-pelan”, lanjutnya.
Dalam sektor pariwisata, selain PAD, hal lain yang perlu dipertimbangkan menurut Baihaqi ialah terkait kemudahan dalam berpariwisata.
“Tapi sudah (diupayakan) sebetulnya. Cuma kalau bicara sumber PAD, gini loh, orang berwisata ini, menurut saya sih malah harus diberi kemudahanlah”.
“Wisata itu kan datang ke suatu tempat, kita menikmati alam atau apa, hati senang. Menurut saya sendiri ya, wisata ini untuk masyarakat. Kalau untuk PAD boleh, tapi nanti dulu lah”, terangnya.
Saat ditanyai terkait kapan Kaltim bisa menjadikan sektor Pariwisata sebagai sumber PAD, Baihaqi bertutur bahwa hal itu akan diperoleh secepatnya dalam beberapa tahun ke depan.
“Mudah-mudahan paling cepat, 3 atau 4 tahun ke depan. Karena kita diuntungkan dengan adanya IKN itu, orang banyak sekarang ke sini. Apalagi tahun depan di 2024 begitu upcara pertama di IKN, setelah itu jalan IKN, sekitar seribu berapa orang masuk disitu, kan dia perlu makan, perlu bekerja, gak mungkin pulang juga pegawai IKN itu setiap minggu, tiket mahal, pasti dia ke tempat wisata”, tutupnya. (Ap/Adv/Dispar)
Komentar