Bontang — Persoalan stunting di Kota Bontang Kalimantan Timur, hingga kini masih menjadi masalah sosial yang belum terselesaikan.
Hal ini pun mendapat sorotan Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Tri Ismawati.
Sebab berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan angka stunting di Bontang paling tinggi di Kalimantan Timur (Kaltim). Angka prevalensinya mencapai 27,4 persen, dari sebelumnya sekitar 21 persen.
Ia pun meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang lebih menggalakkan lagi program-program terkait masalah pengentasan stunting.
“Apalagi ini sudah mau mendekati akhir tahun, harus ada targetnya, kalau bisa di angka nol masalah stunting,” ujarnya, Jumat (3/8/2024) lalu.
Selain itu, Tri juga meminta agar Pemkot Bontang menyajikan data-data yang akurat terkait masalah stunting melalui pendataan yang menyeluruh.
“Terutama daerah pesisir dan masyarakat menengah ke bawah. Bisa jadi mereka belum tersentuh bantuan program stunting,” timpalnya.
Tak hanya itu, Ia juga menekankan peran aktif kader-kader posyandu untuk lebih aktif turun langsung ke masyarakat memberikan pelayanan kesehatan pada balita dan ibu hamil.
“Kalau perlu turun langsung dari pintu ke pintu. Biar lebih maksimal,” tandasnya. (Adv)
Komentar