Kutim — Jejaring telemedisin atau layanan kesehatan jarak jauh menjadi program inovasi yang tengah dijalankan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Menurut Legislator Kutai Timur (Kutim), Novel Tyty Paembonan, telemedisin harusnya jadi program yang layaknya digunakan Pemkab Kutim dalam memeratakan pelayanan kesehatan di setiap kecamatan dan pelosok wilayah.
Novel mengungkapkan, kondisi akses jaringan di daerah yang belum merata menjadi salah satu kendala program ini belum dilakukan.
“Program ini fokusnya lagi daerah perkotaan, tapi menuju era modern teknologi telemedisin itu oke saja (digunakan). Sebenarnya bisa saja kita lakukan, hanya saja perlu jaminan, signalnya bagus gak ?,” cecarnya saat ditemui katakaltim beberapa waktu lalu.
Lebih jauh Novel menerangakan, layanan apotik sebagai penyedia obat di kecamatan atapun desa di Kutim yang masih sangat minim dan tentu saja menjadi salah satu kendala.
“Kalau program ini dilakukan, lalu ternyata dokter spesialis bilang obatnya ini, pertanyaannya di desa atau kecamatan ada apotik gak dan obat itu ada gak?,” cecarnya lagi.
Dia menerangkan kondisi Kutim jauh berbeda dengan situasi perkotaan seperti Kota Bontang. Bontang wilayah yang sempit, sementara Kutim begitu luas.
“Persoalannya Kutim masih ada daerah-daerah pelosok meskipun kita tidak patah semangat,” ucapnya.
Untuk itu dia menegaskan, sebelum jejaring ini digunakan, maka diperlukan adanya persiapan sarana pendukung seperti jaringan yang merata dan akases yang baik.
“Jalur komunikasi signal ada, jalur transportasi bagus, ketersediaan apotiknya bagus, masyarakatnya mampu. Kita optimis,” pungkasnya.
Komentar