TEKAPEKALTIM — Tidak dapat disangkal, konflik antara buaya dan manusia kerap terjadi di Indonesia. Acap kali kondisi ini menunjukkan bahwa buaya menjadi sosok yang menakutkan dan mengancam kehidupan masyarakat.
Namun, tak juga dapat disangkal, bahwa konflik tersebut merugikan kedua belah pihak. Faktanya, habitat dan kehidupan buaya mulai terusik atau terganggu oleh manusia.
Akhir-akhir ini salah satu buaya di Benua Etam ramai diperbincangkan. Adalah Buaya Riska yang menarik perhatian banyak orang. Tentu saja reptil yang dianggap ganas ini juga butuh perlindungan.
Karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus berupaya mencari solusi terbaik untuk perlindungan Buaya Riska ini. Sampai-sampai orang nomor satu di Benua Etam juga angkat bicara terkait perkara Buaya Riska ini.
Melihat kondisi tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik menegaskan, Pemprov Kaltim bersepakat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang agar keberadaan Buaya Riska kelak menjadi destinasi wisata di Kota Taman ini.
“Kita harap Buaya Riska menjadi destinasi wisata baru di Kaltim, tepatnya di Kota Bontang. Sehingga, Bontang akan memiliki destinasi wisata baru, yaitu destinasi wisata Buaya Riska,” ucap Akmal Malik usai berjumpa dengan Wali Kota Bontang Basri Rase di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Kamis (09/11).
Akmal berpesan kepada Wali Kota Basri Rase untuk menangani relokasi Buaya Riska dengan baik. Karena itu, diperlukan sosialisasi dan koordinasi dengan semua pihak yang belum paham terhadap penanganan Buaya Riska ke depan.
Dengan begitu, kelak penanganan Buaya Riska menjadi kekuatan untuk pengembangan obyek wisata di Kota Bontang. “Makanya, saya sudah bicara dengan wali kota, saya minta Pemkot Bontang untuk berkomunikasi dengan semua pihak. Dengan tujuan untuk menyatukan cara pandang bagaimana pengembangan wisata di Bontang, tak terkecuali Buaya Riska,” pesan Akmal Malik.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bontang Basri Rase menjelaskan, tujuan kedatangannya ke Rujab Gubernur untuk berkomunikasi terkait penanganan Buaya Riska. Karena bagaimana pun, reptil berbahaya ini harus kembali ke habitatnya dengan pengelolaan yang profesional.
Wali Kota Bontang Basri Rase saat berkunjung ke Rujab Gubernur Kalimantan Timur
“Artinya, ditangani dengan profesional sesuai kondisi habitat Buaya Riska. Makanya, setelah Upacara Hari Pahlawan, seluruh pihak di Bontang maupun BKSDA dan OPD terkait Pemprov Kaltim akan berkoordinasi untuk penanganan ini”.
“Sesuai arahan Pj Gubernur, kami siap memfasilitasi solusi untuk penanganan Buaya Riska,” imbuhnya. (agu/adv/diskominfokaltim)
Komentar