Ananda Emira Moeis: Literasi Digital Anak Muda Jadi Kunci Hadapi Era Informasi
TEKAPEKALTIM – Di tengah derasnya arus informasi yang mengalir tanpa henti di ruang digital, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menegaskan pentingnya literasi digital, khususnya bagi generasi muda.
Menurutnya, kemampuan memilah dan mengevaluasi informasi harus menjadi keterampilan utama di era serba daring saat ini.
Ananda menyampaikan bahwa akses terhadap informasi kini bukan lagi persoalan keterbatasan, melainkan tantangan dalam menentukan mana yang benar dan mana yang menyesatkan.
Hal ini menjadi krusial karena anak muda, sebagai pengguna aktif media sosial, kerap menjadi sasaran utama dari hoaks, propaganda, hingga konten berbahaya.
“Generasi muda hari ini sangat cepat menerima informasi, tapi belum tentu dibarengi dengan kemampuan menyaringnya. Ini yang menjadi kekhawatiran kita bersama,” ujarnya, Minggu (15/6/2025).
Ia menekankan, literasi digital tidak cukup hanya memahami cara menggunakan platform digital, tetapi juga mencakup kemampuan berpikir kritis, mengenali bias informasi, serta menghindari jebakan disinformasi yang bisa berdampak buruk secara sosial dan politik.
Lebih jauh, rendahnya literasi digital bisa menciptakan dampak berantai mulai dari penyebaran berita palsu, konflik horizontal berbasis isu sensitif, hingga menurunnya kualitas diskusi publik.
Ia menyebut bahwa masyarakat digital harus dibekali dengan pemahaman yang kuat agar tidak menjadi alat provokasi oleh pihak-pihak tertentu.
“Informasi yang salah bisa menyebar lebih cepat daripada klarifikasinya. Kalau tidak dibarengi kemampuan verifikasi, maka publik akan terus menjadi korban manipulasi,” tegasnya.
Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah dan lembaga pendidikan untuk menjadikan literasi digital sebagai bagian dari kurikulum nonformal maupun kegiatan edukatif lainnya.
Sebab, ketahanan informasi harus dibangun dari bawah, terutama di sekolah dan komunitas pemuda.
Ananda menilai bahwa membangun generasi yang cakap digital adalah bagian dari upaya memperkuat demokrasi dan menjaga kohesi sosial karena anak muda hari ini bukan hanya konsumen informasi, tapi juga produsen konten yang memiliki pengaruh besar di ruang publik digital.
“Kalau kita ingin ruang digital tetap sehat, maka generasi mudanya harus dilengkapi dengan kompas moral dan kemampuan berpikir kritis. Ini investasi jangka panjang bagi kualitas demokrasi kita,” tutupnya. (ADV DPRD KALTIM/Raf)
Tinggalkan Balasan