TEKAPEKALTIM — Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo merespons peluang duet dirinya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 mendatang.
Ganjar menegaskan bahwa semua peluang bisa saja terjadi sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kalau politik itu, sebelum ditetapkan KPU, semua peluang bisa terjadi,” kata Ganjar usai mengikuti rapat Tim Pemenangan Nasional di Gedung High End, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (20/9).
Seperti diketahui, kabar duet Ganjar dan Prabowo mencuat di publik. Salah satu yang mengusulkan duet tersebut adalah DPD Projo (Pro Jokowi) Bali.
“Bapak Prabowo sebagai calon presiden dan bapak Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024,” harap Ketua DPD Projo Bali I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya dalam konferensi pers di acara “Konferda Projo” seperti dilansir dari detikbali, Minggu (13/8).
Projo memiliki alasan mengapa mendukung Prabowo sebagai capres 2024, yang pada 2019 lalu menjadi lawan Jokowi. Ronny menyebut Indonesia perlu pemimpin tegas dan berani.
“Kita butuh pemimpin yang tegas, yang berani, dan untuk melanjutkan semua program-program,” tandasnya.
Dirinya juga menegaskan pengusulan nama capres tersebut murni keputusan Projo Bali, tak ada pihak lain yang ikut campur tangan.
“Kami Projo Bali tidak ada pesanan dari mana pun. Projo Bali berbicara selaku Projo Bali. Jadi, kami butuh pemimpin yang tegas dan berani,” paparnya.
Menurut Ronny, Projo Bali punya keyakinan tinggi terhadap Prabowo untuk menjadi Capres.
Sementara, soal pemilihan Ganjar sebagai cawapres, lanjut Ronny, Ganjar selama ini dinilai dekat dengan Projo Bali.
Seperti disadur dari CNN, beberapa waktu lalu wacana dua paslon di Pilpres 2024 sempat disampaikan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.
Jazilul memastikan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan ikut bertanding, dan menduga hanya akan ada dua paslon.
“Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada tiga poros, bisa jadi dua poros, kita tunggu nanti,” kata Jazilul di kompleks parlemen, Senin (18/9).
Namun, menurut analis politik Rocky Gerung (RG), terkait kemungkinan spekulasi paslon Prabowo dan Ganjar adalah suatu spekulasi yang konyol.
Rocky bahkan melihat ini dalam sudut pandang proxy internasional. Dengan alasan, Prabowo sebagai eks Danjen Kopassus memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat (AS).
Dia bilang, berbeda dengan Ganjar yang punya proxy ke Cina.
“Nah, kalau Ganjar, proxy Cina itu pasti. Itu juga akan jadi kesulitan dalam permainan politik internasional. Seolah-olah dalam Prabowo ada bagian yang menggerogoti dia gitu,” jelas Rocky dalam canal YouTube-nya.
“Amerika kan anggap masih ada kepentingan Cina dalam politik Indonesia. Dan, itu akan mengganggu di dalam wilayah Asia Pasifik…Jadi, sekali lagi, sinyal itu sinyal konyol aja itu,” ucapnya. (*)
Komentar