oleh

Ulap Doyo, Kain Khas Kalimantan Timur yang Sarat Nilai Filosofis dan Budaya

TEKAPEKALTIM — Sebagai negara dengan tingkat keberagaman suku yang tinggi, Indonesia memiliki keunikan yang patut dibanggakan. Misalnya pada kain tradisional.

Ulap Doyo adalah salah satu kain khas Kalimantan Timur yang memiliki corak yang unik.

Menjadi wujud ekspresi dari keyakinan masyarakat suku Dayak Benuaq, di Kalimantan Timur, Ulap Doyo merupakan jenis tenun ikat.

Ulap dalam bahasa setempat berarti kain, dan doyo diambil dari nama tanaman yang jadi bahan pembuatnya yakni Curliglia latifolia. Ya, disebut Ulap Doyo karena kain ini berbahan serat daun Doyo. Daun ini berasal dari tanaman sejenis pandan yang berserat kuat dan tumbuh secara liar di pedalaman Kalimantan, seperti di wilayah Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat.

Tenun Doyo dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan dalam acara adat, tari-tarian, dan dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak Benuaq.

Soal motif, kain khas ini bisa berupa flora dan fauna yang ada di tepian Sungai Mahakam. Selain itu, ada juga jenis motif yang menggambarkan peperangan antara manusia dengan naga yang dikenal melambangkan kecantikan seorang perempuan.

Untuk lambang kerja sama, kamu bisa menemukannya terangkum dalam motif limar atau perahu. Jika menemukan Ulap Doyo, kamu akan berkenalan dengan beragam motif lain yang memiliki nilai filosofi yang dalam pada sajian kain khas Kalimantan Timur itu.

Namun.. tahukah kamu, Ulap Doyo diperkirakan telah ada di Kalimantan Timur sebelum abad ke-17, dan dikenal luas sejak masa Kerajaan Hindu-Buddha pertama di Indonesia, yakni Kerajaan Kutai.

Mengutip dari situs Indonesia Kaya, Ulap Doyo dibuat melalui beberapa tahapan, antara lain:

  1. Daun doyo yang hendak digunakan sebagai bahan baku kain, harus dikeringkan dulu.
  2. Setelah kering, Kamu bisa menyayat mengikuti arah serat daun hingga menjadi serat yang lebih halus.
  3. Kemudian serat-serat ini kemudian dijalin dan dilinting hingga membentuk benang kasar.
  4. Setelah itu, masuk ke dalam proses pewarnaan dengan menggunakan bahan-bahan alami.
  5. Umumnya, Ulap Doyo dibuat dalam warna merah yang berasal dari buah glinggam, kayu oter, dan buah londo. Ada juga versi coklatnya yang diperoleh dari kayu uwar.

Dengan segudang keunikannya, tak heran jika kain khas ini telah menjadi satu dari 33 kain tradisional yang ditetapkan oleh Kemendikbud sebagai warisan budaya tak benda.

Karena keunikan itu pula, Ulap Doyo juga telah menjadi inspirasi bagi sejumlah desainer ternama dalam karya-karya mereka. Sebut saja, Billy Tjong dan Itang Yunasz.

Untuk harga Ulap Doyo dijual dengan harga yang beragam. Dari Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu kamu sudah bisa memiliki kain khas Kalimantan Timur ini. (Uji/Adv/Dispar)

Komentar