TEKAPE KALTIM

Jendela Informasi Kita

Gizi Ibu Hamil Dinilai Kunci Utama Cegah Stunting di Kaltim

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra. (Dok.TEKAPEKALTIM/Raf).

TEKAPEKALTIM –Penanganan stunting di Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai masih belum cukup jika hanya mengandalkan bantuan makanan tambahan untuk balita. Menurut kalangan legislatif, perhatian terhadap pemenuhan gizi ibu hamil menjadi fondasi penting yang sering kali terabaikan dalam strategi pengurangan stunting jangka panjang.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menekankan bahwa pencegahan stunting seharusnya dimulai jauh sebelum anak lahir, yaitu sejak masa kehamilan. Ia menilai bahwa kualitas gizi ibu selama mengandung akan sangat menentukan kondisi kesehatan bayi di tahun-tahun awal kehidupannya.

“Periode emas seribu hari pertama kehidupan itu dimulai sejak dalam kandungan. Kalau gizi ibu hamil buruk, maka risiko stunting pada anak otomatis meningkat, bahkan sebelum ia lahir,” ujarnya, RASBU (27/5/2025).

Andi menambahkan, edukasi mengenai pola makan sehat dan pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin harus menjadi bagian dari upaya sistematis yang dilakukan pemerintah daerah.

Ia menilai masih banyak ibu hamil yang belum mendapatkan informasi memadai terkait kebutuhan gizi dan dampak kekurangannya terhadap tumbuh kembang janin.

“Permasalahan stunting tidak bisa hanya diselesaikan dengan pembagian makanan tambahan. Yang lebih penting adalah bagaimana kita membekali calon ibu dengan pemahaman soal gizi yang benar,” tegasnya.

Meskipun tren prevalensi stunting di Kaltim menunjukkan penurunan dari 17% pada tahun 2023 menjadi 14% di 2024, angka ini menurutnya belum cukup. Perlu strategi menyeluruh yang menyasar penyebab dasar, bukan hanya gejala.

Lebih lanjut, ia menyebut pendekatan yang berbasis perubahan perilaku dan kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan agar pesan-pesan kesehatan bisa sampai ke masyarakat dengan cara yang sederhana dan mudah diterapkan.

“Fokusnya jangan hanya pada penanganan anak yang sudah stunting, tapi bagaimana mencegah kasus baru muncul. Itu hanya bisa tercapai jika kita membenahi edukasi dan layanan dasar sejak awal,” jelas Andi.

Ia juga menekankan bahwa tantangan stunting tidak berdiri sendiri. Isu ini berkaitan erat dengan kemiskinan, sanitasi yang buruk, serta kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.

“Kalau kita ingin mencetak generasi unggul di masa depan, gizi hari ini harus jadi prioritas. Dan itu dimulai dari perhatian serius terhadap kesehatan ibu hamil,” pungkasnya. (ADV DPRD KALTIM/Raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini