Kaltim Punya Peluang Besar Jadi Sentra Industri Kelapa, DPRD Dorong Langkah Strategis
TEKAPEKALTIM – Kenaikan harga kelapa yang belakangan ini menembus angka Rp 30.000 per butir membuka diskusi baru soal potensi strategis komoditas ini dalam ekonomi lokal Kalimantan Timur (Kaltim). Wakil Ketua DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menilai kondisi tersebut sebagai momentum untuk mengakselerasi transformasi sektor pertanian menjadi industri yang bernilai tambah.
Menurut Sapto, tingginya harga jual kelapa semestinya dibaca sebagai peluang, bukan sekadar gejolak pasar. Ia menekankan bahwa harga yang meningkat menandakan adanya permintaan yang kuat dan potensi ekonomi yang selama ini kurang dimaksimalkan.
“Selama ini kelapa hanya dilihat sebagai komoditas biasa. Padahal, jika dikelola serius, bisa menjadi kekuatan ekonomi baru bagi daerah. Kenaikan harga ini memperlihatkan bahwa petani mulai menikmati hasil yang lebih adil,” ujar Sapto, Jum’at (23/5/2025).
Ia mendorong pemerintah daerah untuk tidak melewatkan kesempatan ini. Langkah nyata seperti pemetaan potensi wilayah, pembinaan petani, hingga pembukaan jalur distribusi dan pasar modern perlu segera dilakukan.
Terlebih, Kaltim memiliki beberapa daerah yang telah lama dikenal sebagai penghasil kelapa, seperti Muara Jawa, Samboja, dan Marangkayu.
“Sudah saatnya kita bicara industrialisasi pertanian. Jangan berhenti di produksi mentah. Kita perlu masuk ke tahap pengolahan dan ekspor agar nilai ekonominya meningkat signifikan,” tegasnya.
Sapto juga menyoroti perlunya regulasi dan kebijakan berbasis data agar pengembangan sektor ini tidak hanya bersifat temporer. Ia mengingatkan bahwa investasi dalam infrastruktur pertanian dan pelatihan sumber daya manusia harus menjadi prioritas.
Dengan dukungan yang tepat, ia yakin Kaltim dapat menjadikan kelapa sebagai salah satu komoditas unggulan yang tidak hanya menggerakkan roda ekonomi desa, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan industri berbasis bahan baku lokal. (ADV DPRD KALTIM/Raf).
Tinggalkan Balasan