oleh

Akibat Cuaca Buruk, Invasi Israel ke Palestina Tertunda

TEKAPEKALTIM — Israel untuk beberapa hari mendatang berencana melakukan serangan total ke Gaza, Palestina. Dikabarkan invasi ini membawa puluhan ribu tentara.

Melansir The New York Times, Minggu (15/10), selain infanteri, pasukan serangan Israel akan mencakup tank, penjinak ranjau, dan komando.

Serangan ini pun diprediksi menjadi operasi darat terbesar Israel sejak invasi ke Lebanon pada tahun 2006.

Namun, serangan dengan persiapan matang itu ditunda beberapa hari, sebagian karena kondisi cuaca buruk di Palestina yang akan menyulitkan pilot dan operator drone Israel untuk memberi dukungan udara kepada pasukan darat.

Kabut tebal akan mengganggu pandangan dan mengurangi efektivitas operasi udara. Selain itu, Tel Aviv juga dilanda banjir yang membuat kawasan ibu kota Israel lumpuh.

Di sisi lain, Yuri Lyamin, seorang pakar militer Rusia menyampaikan pandangannya tentang Invasi darat Israel ke Jalur Gaza saat diwawancarai oleh media Rusia, Sputnik.

Lyamin mengungkapkan bahwa mengalahkan pejuang Hamas dalam pertempuran darat akan menjadi tugas yang amat sulit.

Menurut Lyamin, untuk melancarkan pertempuran di wilayah perkotaan yang padat seperti Gaza, dibutuhkan pasukan yang sangat besar.

Selain itu, IDF tidak hanya akan berhadapan dengan Hamas, tetapi juga dengan kelompok lain seperti Jihad Islam, Front Populer untuk Pembebasan Palestina, dan berbagai milisi kecil yang beranggotakan puluhan ribu pejuang.

Lyamin yakin bahwa keunggulan senjata Israel akan memiliki dampak terbatas ketika mereka terlibar dalam pertempuran jarak dekat di Jalur Gaza.

Menurutnya, karakteristik wilayah perkotaan yang padat dan sistem komunikasi bawah tanah akan mengurangi efektivitas keunggulan udara, kendaraan lapis baja, dan artileri militer Israel.

“Meskipun mereka menghancurkan gedung-gedung tinggi dan melakukan serangan udara, struktur bawah tanah yang ada di bawah gedung-gedung besar tetap utuh,” katanya.

“Struktur bawah tanah ini menciptakan peluang untuk pertahanan, penyusupan, dan taktik lainnya. Oleh karena itu, sulit untuk mengendalikan situasi dalam kondisi seperti itu,” ulas Lyamin.

Dia juga mencatat bahwa pejuang Palestina memiliki berbagai senjata anti-tank dan cukup banyak peluncur granat, yang sangat efektif dalam pertempuran perkotaan.

Di beberapa area, ranjau darat mungkin dipasang dan jebakan dapat digunakan untuk melawan pasukan Israel. (*)

Komentar