TEKAPE KALTIM

Jendela Informasi Kita

Infrastruktur Jadi Fondasi Transformasi Wisata Pesisir Kaltim, DPRD Dorong Peran Swasta dan Daerah

Agusriansyah Ridwan, anggota Komisi IV DPRD Kaltim. (TEKAPEKALTIM/Raf).

TEKAPEKALTIM– Ketika sektor pariwisata mulai diposisikan sebagai tumpuan baru ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pasca kejayaan tambang, perhatian pun tertuju pada kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang menyimpan keindahan alam luar biasa.

Namun, di balik potensi besar itu, masih ada persoalan mendasar yang tak kunjung terselesaikan: akses dan infrastruktur yang tertinggal.

Di tengah semangat diversifikasi ekonomi, DPRD Kaltim menyoroti keterbatasan konektivitas sebagai penghambat utama pengembangan pariwisata daerah. Pulau Miang dan Dermaga Sembalokan, dua titik wisata unggulan di Kutai Timur, menjadi contoh nyata bagaimana potensi wisata dapat terkungkung jika tidak didukung sarana yang memadai.

Agusriansyah Ridwan, anggota Komisi IV DPRD Kaltim, menyampaikan keprihatinan terhadap lambannya pengembangan aksesibilitas menuju kawasan tersebut.

Ia mengatakan bahwa infrastruktur, terutama jalan dan fasilitas dasar lainnya, masih jauh dari layak untuk mendukung arus wisatawan yang kian meningkat.

“Kalau bicara potensi, pesisir dan kepulauan kita tidak kalah. Tapi kalau infrastruktur tertinggal, maka pariwisata hanya akan jadi narasi kosong,” ungkap Agusriansyah saat diwawancarai pada Jum’at (2/5/2025).

Salah satu tantangan signifikan yang dihadapi adalah jalur menuju lokasi wisata yang sebagian besar berada dalam wilayah perusahaan. Menurut Agusriansyah, hal ini menuntut pendekatan kolaboratif yang melibatkan sektor swasta, bukan hanya bergantung pada anggaran publik.

“Ketika jalan wisata berada di kawasan industri, maka partisipasi perusahaan mutlak diperlukan. Ini bukan sekadar soal tanggung jawab sosial, tapi soal keterlibatan nyata dalam pembangunan daerah,” ujarnya.

DPRD Kaltim, lanjut Agusriansyah, tengah mendorong pembangunan infrastruktur strategis seperti jembatan lingkar Pulau Miang sepanjang dua kilometer. Proyek ini sudah diusulkan dalam penganggaran APBD tahun ini, dan dinilai akan menjadi pengubah permainan bagi konektivitas antar spot wisata di wilayah tersebut.

Meski beberapa titik perbaikan seperti area parkir dan dermaga telah mulai digarap, ia menilai bahwa percepatan harus menjadi kata kunci dalam lima tahun ke depan.

Menurutnya, jika tidak ditangani secara terstruktur dan konsisten, maka daerah akan kehilangan momentum untuk membangun ekonomi berbasis pariwisata.

Ia juga menekankan bahwa pengembangan wisata bukan sekadar memperindah lanskap, tapi soal memberdayakan ekonomi lokal dari bawah memberikan ruang tumbuh bagi UMKM, tenaga kerja lokal, dan usaha berbasis komunitas.

“Investasi infrastruktur wisata adalah strategi ekonomi, bukan proyek semata. Kita sedang membangun masa depan ekonomi Kaltim yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” katanya.

Agusriansyah pun mengajak seluruh elemen pemerintahan, mulai dari pemerintah kabupaten hingga provinsi, serta pihak swasta, untuk memosisikan pembangunan infrastruktur wisata sebagai bagian integral dari transformasi ekonomi daerah.

“Infrastruktur bukan pelengkap, tapi fondasi. Dan tanpa fondasi yang kuat, kita tidak akan pernah bisa naik kelas sebagai destinasi wisata unggulan,” pungkasnya. *Raf (ADV DPRD KALTIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini