oleh

Filosof Noam Chomsky Singgung Konflik Berdarah di Timteng, Palestina tak Kunjung Merdeka

TEKAPEKALTIM — Di tengah konflik berdarah saat ini antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Israel, sejumlah video dari akademisi, tokoh politik muncul kembali membahas tentang isu Palestina-Israel.

Dalam sebuah presentasi yang disampaikan di kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada 26 Mei 2014, intelektual filosof dan profesor terkenal asal Amerika Serikat Noam Chomsky membahas ihwal isu Palestina di mana waktu itu pembicaraan damai Palestina-Israel menemui jalan buntu.

Dalam pidato panjangnya, Chomsky menjelaskan tentang kegagalan AS menjadi mediator dalam mewujudkan perdamaian di Timur Tengah (Timteng), khususnya isu Palestina-Israel.

“Yang menjadi tragedi adalah orang Palestina tidak punya dukungan internasional untuk alasan yang bagus. Mereka tidak punya kekayaan, mereka tidak punya kekuasaan, jadi mereka tidak mempunyai hak. Begitulah cara kerja dunia ini. Hak yang Anda miliki berhubungan dengan kekuasaan dan kekayaan Anda,” terang filosof itu.

“Sama seperti di AS. Anda tidak perlu terkejut melihatnya. Kalau Anda anak kulit hitam miskin di Roxbury, Anda tidak punya hak seperti orang kaya yang tinggal di pinggiran kota kan? Begitu juga di kancah internasional. Jadi untuk orang Palestina, maksud saya, mereka bisa saja mendapat pernyataan dukungan, tapi tidak ada yang mau berbuat banyak untuk mereka, apalagi jika AS mengancam siapa pun yang mencoba melakukan sesuatu,” bebernya.

Dia menambahkan bahwa, “Yang menjadi kepentingan nasional ternyata adalah kepentingan kekuatan dominan di masyarakat AS. Jadi yang dimaksud kepentingan nasional adalah kepentingan perusahaan besar yang kaya, mereka yang bisa mengatur kebijakan pemerintah dan seterusnya. Itulah kepentingan nasional dan bukan populasi masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, berdasarkan analisa Tekapekaltim, beberapa kepala negara sampai saat ini melancarkan dukungannya kepada rakyat Palestina yang selama ini dijajah oleh pemerintahan Netanyahu Israel.

Beberapa kepala negara dan pejuang pembela Palestina itu adalah Hasan Nasrullah pemimpin Hizbullah dari Lebanon. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengecam keras Israel dan mengajak pemimpin dunia untuk menghentikan serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Ditambah lagi pihak pemerintahan Iran yang dipimpin oleh Ali Khomeini dan Ibrahim Raizi memberi dukungan secara penuh kepada bangsa Israel agar mereka keluar dari penjajahan Israel.

Diektahui, agresi brutal Israel di Gaza telah berlangsung sejak 7 Oktober, ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel selatan. Menurut pejabat Palestina, serangan Israel menewaskan setidaknya 6.546 orang, termasuk lebih dari 2.704 anak-anak dan 1.584 perempuan. Sekitar 1.600 orang, termasuk 900 anak-anak, sampai saat ini belum diktenukan dan diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan. (*)

Komentar