oleh

Kantor Perwakilan BI Terapkan Strategi 4K untuk Jaga Inflasi di Benua Etam

TEKAPEKALTIM — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) menegaskan seluruh pihak untuk terus menjaga agar inflasi tetap terkendali.

Kepala Kantor Perwakilan BI Kalimantan Timur (Kaltim) Budi Widihartanto menyatakan bahwa pihaknya akan terus berkolaborasi dengan semua pihak.

Khususnya menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif).

“Pengendalian inflasi, persediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif untuk mengendalikan inflasi,” tandas Budi, dikutip dalam keterangan resmi, Minggu (8/10).

Dikemukakannya lebih lanjut bahwa penyebab utama inflasi di Provinsi Kaltim pada bulan Sepetember 2023 adalh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Inflasi tersebut tercatat sebesar 0,12 persen, dengan laju inflasi tahunan 3,07 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 2,49 persen.

“Inflasi bulanan pada periode ini lebih rendah dibandingkan dengan tingkat nasional yang mencatatkan inflasi sebesar 0,19 persen (mtm),” kata dia, dikutip dari Tribun, Senin (9/10).

Diketahui, beberapa komoditas yang menyumbang inflasi di Kaltim, antara lain adalah beras, ikan layang, kacang panjang, jagung manis, dan bensin.

Namun demikian, komoditas angkutan udara mengalami deflasi seiring dengan koordinasi antara tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kota Samarinda dengan kementerian terkait untuk penerbangan melalui Bandara APT Pranoto Samarinda.

Pengendalian inflasi di Kaltim, BI bersama dengan TPID se-Kaltim juga terus mengupayakan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Beberapa program juga telah dilakukan agar mampu menghadang laju inflasi di Benua Etam, seperti gerakan tanam serentak bersama TNI, penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN), digitalisasi klaster cabai dan integrated farming klaster sapi potong.

Tak hanya itu, juga ada hilirisasi komoditas cabai, pemberdayaan UMKM, edukasi literasi keuangan, pengawasan perbankan, hingga gerakan pangan murah.

“Jadi, jika inflasi terkendali, diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kaltim menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” tandas Budi. (*)

Komentar