TEKAPEKALTIM — Polemik keterwakilan perempuan di gelanggang politik negeri wakanda kian santer memasuki musim Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal ini disebabkan kurangnya jumlah perempuan yang turut berpartisipasi dalam gelanggang tersebut.
Sebagaimana yang terjadi di lingkungan DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), jumlah legislator perempuan hanya ada 12 orang atau mecapai sekitar 22%. Atas hal ini Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati angkat bicara.
Dia bilang, keterwakilan kaum Hawa sudah sejak awal punya aturan yang mendorong mereka. “Sebenarnya kan Undang-undang (UU) sudah menetapkan 30% dan semuanya itu dikembalikan kepada partai masing-masing,” terang Puji, di ruang rapat Paripurna DPRD Kaltim, Kamis (23/11).
Diketahui, upaya mendorong keterwakilan perempuan sebagai Calon Legislatif (Caleg) telah hadir sejak diberlakukannya UU Nomor 12 tahun 2003. Sekarang sudah ada aturan baru, UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
Dalam pasal 245 menjabarkan bahwa daftar bakal Caleg harus memuat keterwakilan perempuan paling sedikit 30%. Menurut Puji, keterwakilan perempuan dalam pencalonan sebenarnya sudah terpenuhi. Alasannya, tanpa memasukkan perempuan dalam daftar Caleg maka Parpol tak bisa memenuhi syarat untuk diloloskan sebagai peserta pemilu.
“Secara yuridisnya ya mereka sudah terpenuhi secara pencalonan, tapi kan tidak boleh berhenti sebagai data, kiprah perempuan itu juga harus fight mencapai tujuannya,” terang Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem itu.
Ia pun berharap besar adanya peningkatan representasi politik perempuan ke depan. “Saya pribadi juga termasuk perempuan-perempuan yang ada di sini ya kami bangga kalau banyak perempuan yang duduk di parlemen ya.”
“Kalau dirasiokan jumlah penduduk kan banyak, kemudian tanggung jawab perempuan juga banyak. Salah satu fungsi DPRD sendiri adalah legislasi, dalam fungsi legislasi itu banyak aspek perempuan yang harus disentuh dalam Perda-perda itu,” sambung Puji menekankan.
Dengan kata lain, kata dia, “Kalau banyak perempuan yang berbicara maka semua aspek yang dikeluhkan oleh masyarakat khususnya perempuan dan anak pasti akan terakomodir.”
Dia pun mengaku, “Di bawah naungan partai saya, dan saya rasa partai-partai lain juga melakukan hal demikian, kita berikan panduan, kita berikan pemahaman bahwa sosok perempuan ini sangat dibutuhkan.” (adv/dprd)
Komentar