Yeni Eviliana Dorong Perhatian Serius untuk Masalah Sosial di Kaltim
TEKAPEKALTIM– Di tengah pembangunan infrastruktur yang terus digenjot, isu kesejahteraan sosial di Kalimantan Timur dinilai masih tertinggal, baik dari sisi perhatian maupun pengalokasian anggaran.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Yenni Eviliana, menilai bahwa selama ini kebutuhan masyarakat kecil terhadap layanan sosial terlalu sering diposisikan sebagai prioritas sekunder, bahkan cenderung dilupakan.
Yenni menekankan bahwa kebijakan anggaran seharusnya tidak hanya berpihak pada pembangunan fisik, tetapi juga menyentuh langsung kebutuhan mendasar warga, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, keluarga miskin, dan masyarakat pedesaan.
Ia menyebut, kegagalan memberi ruang bagi sektor sosial dalam skema penganggaran hanya akan memperlebar kesenjangan dan memperburuk masalah sosial jangka panjang.
“Masalah sosial bukan hal yang bisa ditunda atau hanya dibahas saat momen tertentu. Ini soal tanggung jawab kita terhadap hak-hak dasar masyarakat. Kalau tidak ada keberpihakan dari kita yang di lembaga legislatif, lalu siapa lagi yang mau peduli?” ujarnya, Minggu (1/6/2025)
Menurutnya, perhatian yang minim terhadap daerah-daerah terpencil menunjukkan bahwa distribusi perhatian sosial masih timpang. Anak-anak di kawasan perbatasan dan pelosok desa, kata Yenni, kerap luput dari perhatian karena fokus pembangunan lebih tertuju pada pusat kota.
“Banyak kasus sosial di desa yang lebih kompleks daripada yang terlihat di kota. Tapi karena jauh dari sorotan, mereka sering tidak dianggap sebagai bagian dari prioritas,” tegasnya.
Yenni juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap pola asuh dan pendidikan anak, yang semakin tergerus oleh paparan media sosial tanpa kontrol.
Sehingga, tantangan sosial kini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga pergeseran nilai dalam keluarga akibat informasi digital yang tak tersaring.
“Kalau kita tidak serius membenahi dari akarnya, terutama pendidikan dan pola pikir orang tua, maka generasi muda akan semakin rentan. Sosial media bisa jadi bumerang kalau tidak ada pendampingan,” tuturnya.
Ia juga mengkritik cara sebagian pemangku kebijakan menangani isu sosial yang hanya bersifat reaktif, tanpa komitmen jangka panjang. Menurut Yenni, banyak permasalahan sosial yang sekadar dijadikan topik diskusi tanpa tindak lanjut nyata.
“Kita tidak butuh respons sesaat yang hanya hangat di awal. Yang kita butuhkan adalah keberlanjutan, kebijakan yang konsisten, dan anggaran yang berpihak,” kata Yenni.
Yenni pun menyerukan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengadvokasi kebijakan sosial secara lebih substansial. Ia meyakini bahwa peningkatan kualitas hidup masyarakat tidak bisa dicapai hanya dengan program besar, tetapi dimulai dari kepedulian terhadap persoalan paling mendasar.
“Kalau kita mau membangun daerah secara utuh, maka sektor sosial harus menjadi fondasi. Jangan lagi dianggap sebagai pelengkap, tapi sebagai prioritas,” pungkasnya. (ADV DPRD KALTIM/Raf)
Tinggalkan Balasan