Ketua Komisi I DPRD Samarinda Soroti Masalah Kejelasan Program MBG
SAMARINDA — Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, memberikan tanggapan kritis terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung oleh pemerintah.
Dalam pernyataannya, Samri menekankan bahwa masyarakat lebih membutuhkan akses pendidikan gratis daripada sekadar program makan gratis yang dinilai kurang efektif.
“Kita dengar beberapa arus bawah mengatakan mereka tidak perlu makan gratis, tapi perlu pendidikan gratis,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).
Ia menyoroti bahwa biaya program MBG mencapai lebih dari delapan triliun rupiah, dan ia berpendapat bahwa dana tersebut sebaiknya dialihkan untuk mendukung pendidikan.
“Kalau seandainya itu dialihkan ke pendidikan gratis atau yang sifatnya langsung menyentuh, itu akan lebih bermanfaat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Samri mengungkapkan kekhawatirannya mengenai efektivitas program makan gratis.
“Makan gratis ini masih agak susah, apalagi dengan nilai 10 sampai 15 ribu rupiah masih kurang terpenuhi,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa program ini tidak hanya menjadi simbol tanpa dampak nyata.
“Jangan sampai ini hanya sebagai sekedar program saja untuk membahagiakan masyarakat, tapi justru akan menjadi masalah,” jelasnya.
Samri juga menyatakan bahwa jika pemerintah ingin merevisi program makan siang gratis, ia dan DPRD akan mendukung pengalihan dana tersebut ke sektor lain yang lebih mendesak.
“Tapi kalau pemerintah mau merevisi makan siang gratis itu, ya kita setuju dialihkan ke lain, misalnya pendidikan gratis, itu lebih sepakat,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang lebih penting bagi masyarakat.
“Pendidikan gratis akan memberikan dampak yang lebih signifikan bagi generasi mendatang,” kata Samri.
Ia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan DPRD dalam merumuskan program-program yang lebih efektif.(adv)
Tinggalkan Balasan